Nah, sebelumnya
kita harus tahu data-data apa saja yang harus kita kumpulkan sebelum membuat
proyeksi laporan keuangan. Lengkapnya klik disini
Contoh PROYEKSI
LAPORAN KEUANGAN » L/R
a. Laporan L/R Tahun
2011 dan Laporan Proforma 2012
LANGKAH I
PT. EMAK BAPAK
Laporan L/R per 31 Desember 2011 dan
Laporan L/R Proforma 31 Desember 2012
|
|||
2011
|
2012
|
(Proforma)
|
|
Penjualan
Bersih
|
34.450.288.560
|
48.230.403.984
|
(naik 40% dr Penjualan bersih 2011)
|
HPP
|
27.498.976.340
|
38.498.566.876
|
(naik 40% dr Penjualan bersih 2011)
|
Laba
Kotor
|
6.951.312.220
|
9.731.837.108
|
|
Biaya
Operasional
|
4.539.792.012
|
4.823.040.398(dibulatkan)
|
(naik 10% dr Penjualan bersih 2012)
|
EBIT
|
2.411.520.208
|
4.908.796.710
|
|
Biaya
Bunga
|
(6.151.110)
|
964.608.080(Dibulatkan)
|
(naik 2% dr Penjualan bersih 2012)
|
EBT
|
2.405.369.098
|
3.944.188.630
|
|
Pajak
20%
|
(481.073.820)
|
788.837.726
|
|
Laba
Bersih
|
1.924.295.278
|
3.155.350.904
|
Note : Proyeksi menggunakan
Persentase Penjualan
Analisa pertama adalah pada akun
penjualan, hal ini dikarenakan pendapatan terbesar dr perusahaan adalah dari
penjualan. Pada umumnya penjualan akan mengalami kenaikan penjualan setiap
tahun karena dipengaruhi oleh waktu uang dan inflasi yang mempengaruhi harga
bahan baku, kenaikan upah buruh dan sebagainya.
KELEMAHAN PERSENTASE PENJUALAN
Berdasarkan data yang saya peroleh
bahwa proyeksi Laporan keuangan dengan metode penjualan adalah kurang
akuransinya angka hasil proyeksi. Hal ini terjadi akibat digunakannya rasio
historis antara penjualan dan HPP, biaya operasi, dan biaya bunga. Rasio ini
akan menimbulkan kesan bahwa semua kompunen biaya adalah biaya variable atau
tidak ada biaya tetap. Masalah akan muncul jika terjadi penurunan atau kenaikan
volume penjualan. Perubahan pada volume penjualan akan diikuti oleh perubahan
persentase yang sama besarnya dalam ketiga factor tersebut. Hal ini mengurangi
tingkat akuransi proyeksi laporan yang kita buat..
Tetapi kelemahan ini dapat
dihilangkan dengan cara membagi komponen-kompunen biaya menurut sifat
masing-masing. Misalnya setiap kompunen biaya dipilih menjadi biaya variable
dan biaya tetap. Setelah itu ditetapkan besarnya persentase untuk tiap kompunen
biaya.
Misalnya besar biaya persentase biaya
variable untuk biaya operasi adalah 10% dari penjualan.